When Dream And Day Unite  

6.10.12


Where Did we come from....
And Why are we here...
Where do we go when we die.....
Cuplikan “The spirit Carries On” cukup menggugah untuk menemukan makna kehidupan itu sendiri.
Sempat juga berpikir....
kenapa aku lahir di negeri ini.... di masa ini...
jawaban-jawaban itu g bisa didapat dengan google...karena persepsi orang berbeda2.
Tuhan menciptakan manusia dengan perencanaan yang sungguh matang, tujuannya adalah agar si manusia menjadi kholifah di muka bumi, mungkin itu berarti aku dilahirkan di negeri ini dan di masa ini adalah karena negeri ini memiliki semua hal yang aku perlukan untuk menjadi seorang khalifah.
Lalu sekarang adalah bagaimana caraku memanfaatkan semua hal tersebut?
Apakah hanya dengan pagi kerja pulang malam mulai senin-jumat sementara sabtu dan minggu masih harus kuliah akan membuatku menjadi seorang yang mungkin akan merubah kehidupan?
Aku rasa tidak cukup. Sebenarnya di 24 jam dalam sehariku ini banyak waktu yang terbuang, entah untuk melamun bahkan untuk memikirkan cinta, padahal hidup bukan untuk cinta....:D
Menurutku hidup adalah sarana untuk mengembangkan potensi di dalam diriku.
Sebenarnya akupun tidak mau mati dalam keadaan tidak berguna, maksudnya tidak memberikan sesuatu yang bisa di manfaatkan oleh orang lain, entah itu anakku atau entahlah siapa itu.
Aku tidak mau juga seperti orang yang beranggapan “Kita mau menemukan apa?, zaman sudah canggih. Sudah tidak ada yang bisa ditemukan...” dan ketika Steve Jobs menemukan mode baru dalam informasi, yaitu informasi yang bisa dibawa kemana saja dalam sebuah perangkat kecil yang sangat memudahkan orang dalam bisnisnya, kita semua berkata “Oh iya... masih ada hal semacam itu”.
Aku ingin jadi orang yang menemukan sesuatu yang sampai saat ini belum ditemukan, walaupun mungkin sudah dipikirkan oleh orang sebelumku.
Aku Islam, dan aku percaya dengan kalimat Tuhanku yang ada di dalam Al Quran yang kurang lebih seperti ini artinya.
Wahai sekalian jin dan manusia! Kalau kamu dapat menembus keluar dari kawasan-kawasan langit dan bumi  maka tembuslah. Kamu tidak akan menembus keluar melainkan dengan satu kekuatan!”
Itu surat Ar-Rahman ayat 33.
Disini mungkin adalah 1 ayat dimana sebenarnya sangat mungkin untuk melakukannya, tapi dengan “Kekuatan”. Kekuatan inilah yang harusnya kita temukan.

Sebelumnya, jauh sebelum jaman kita ini ada zaman yang lebih maju lagi. Yaitu zaman Nabi Sulaiman, ini bisa aku ceritakan sedikit cuplikannya :

Utusan Balqis kembali melaporkan kepada Ratunya apa yang mereka alami dan apa yang telah diucapkan oleh Nabi Sulaiman. Balqis berfikir, jalan yang terbaik untuk menyelamatkan diri dan kerajaannya ialah menyerah saja kepada tuntutan Sulaiman dan datang menghadap dia di istananya. Nabi Sulaiman berhasrat akan menunjukkan kepada Ratu Balqis bahawa ia memiliki kekuasaan ghaib di samping kekuasaan lahirnya dan bahwa apa yang dia telah ancamkan melalui rombongan utusan bukanlah ancaman yang kosong. Maka bertanyalah beliau kepada pasukan Jinnya, siapakah diantara mereka yang sanggup mendatangkan tahta Ratu Balqis sebelum orangnya datang berserah diri.

Berkata Ifrit, seorang Jin yang tercerdik: “Aku sanggup membawa tahta itu dari istana Ratu Balqis sebelum engkau sempat berdiri dari tempat dudukimu. Aku adalah pesuruhmu yang kuat dan dapat dipercayai.” Seorang lain yang mempunyai ilmu dan hikmah nyeletuk berkata: “Aku akan membawa tahta itu ke sini sebelum engkau sempat memejamkan matamu.”

Ketika Nabi Sulaiman melihat tahta Balqis sudah berada didepannya, berkatalah ia:“Ini adalah salah satu karunia Tuhan kepadaku untuk mencoba apakah aku bersyukur atas karunia-Nya itu atau mengingkari-Nya, karena barang siapa bersyukur maka itu adalah semata-mata untuk kebaikan dirinya sendiri dan barangsiapa mengingkari nikmat dan karunia Allah, ia akan rugi di dunia dan di akhirat dan sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Mulia.”

Sengaja aku bold tulisannya, disitu dijelaskan ada orang yang bahkan bisa melewati batas Jin Ifrit sekalipun. Seorang yang memiliki ILMU dan HIKMAH. Kalau dia benar menggunakan tehnologi itu artinya dia memiliki tehnologi teleportasi yang sangat hebat, yang di zaman inioun belum ada yang menciptakan tehnologi tersebut. Dan jika dia menggunakan kekuatan, aku teringat akan Son Goku di Dragon Ball..:D

Kalau ceritaku terlalu panjang kau boleh meninggalkannya, ini memang hanya isi pikiranku saat ini saja. Jadi tidak terlalu penting untuk kehidupanmu, kau mungkin bisa mencari kehidupanmu sendiri daripada menghabiskan waktumu yang berguna untuk membaca ini. Karena akupun tidak bisa merubah kehidupan dan jalan pikiranmu.
Oh iya aku teringat kemaren saat Pilkada DKI, dimana masing-masing calon berencana untuk mengubah Jakarta menjadi lebih baik. Aku mengambil contoh kemacetan, kemaren pak Jokowi menyebutkan akan menambah volume Busway menjadi lebih banyak, bahkan ada proyek 1000busway kalau aku tidak salah. Kalau semua orang berpikiran seperti aku, itu akan tetap menyebabkan kemacetan. Bagaimana tidak, sekarang ini bepergian memakai kendaraan pribadi memang jauh lebih menyenangkan daripada menggunakan jasa kendaraan umum, kita bisa berangkat kapan saja, pulang kapan saja, tidak ada copet dan tidak berdesak-desakan. Resiko kecelakaan akan tetap ada dimanapun kita berada, kita tidak bisa memasukkan kemungkinan tersebut dalam berkendara. Itu baru aku, belum lagi untuk merubah tabiat penduduk jakarta...aku tidak tau pasti jumlahnya yang jelas banyak. Dan dari suku bangsa yang sangat berbeda-beda.
Tapi ada kalanya aku memang berpikir, macet seperti ini setiap pagi dan sore. Kenapa orang-orang sekitarku tidak berubah untuk naik busway saja sehingga aku bisa menaiki motorku dengan tidak macet. Tapi bagaimana aku bisa merubah orang-orang itu? Kenal saja tidak...
Aku menemukan suatu celah, mungkin akan enak jika aku bisa terbang, dimana tidak ada yang bisa menghentikan di udara. Jika aku tidak bisa merubah kehidupan orang lain, maka aku akan mengubah kehidupan diriku sendiri, sehingga kondisinya mengenai orang lain.
Jika dihubungkan dengan Tujuanku hidup yaitu meninggalkan suatu yang berharga sebelum aku mati, hal tersebut akan sangat pas...
Aku tidak tau juga bagaimana caranya itu. Tapi jika hidup berawal dari mimpi itu benar adanya, maka semua akan terjadi sebentar lagi. Satu hal yang aku sayangkan adalah “Kebanyakan Orang besar mati sebelum impiannya tercapai”. Kalau begitu adanya aku tidak akan bermimpi menjadi orang besar... aku rela jadi rakyat kecil terus tapi semua mimpiku tercapai... yang jelas dengan kekuatan..:)
Selengkapnya...

AddThis Social Bookmark Button

Manusia dan Harapan  

17.4.12

  1. Pengertian Harapan

    Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.

  2. Sebab Manusia Mempunyai Harapan

    Ada 2 hal yang menyebabkan seseorang memiliki harapan, yaitu :

    a. Dorongan Kodrat

    Kodrat adalah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terwujud dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.

    Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, sedih, dan bahagia.

    Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat, dan hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat inilah, manusia memiliki harapan.

    b. Dorongan Kebutuhan Hidup

    Manusia memiliki kebutuhan hidup, umumnya adalah kebutuhan jasmani dan rohani. Untuk memenuhi kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas baik kemampuan fisik maupun kemampuan berpikirnya.

    Menurut Abraham Maslow, sesuai dengan kodratnya, harapan atau kebutuhan manusia itu adalah :

    Ø Kelangsungan hidup (survival).

    Ø Keamaanan (safety).

    Ø Hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (be loving and loved).

    Ø Diakui lingkungan (status).

    Ø Perwujudan cita-cita (self-actualization).

    Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup maka manusia mempunyai harapan. Karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

  3. Pengertian Doa

    Doa merupakan ucapan permohonan dan pujian kepada Allah SWT. dengan cara-cara tertentu disertai kerendahan hati untuk mendapatkan kemaslahatan dan kebaikan yang ada disisi-Nya. Atau dengan istilah Al-Tîbî seperti dikutip Hasbi Al-Shidiq “do’a” adalah “Melahirkan kehinaan dan kerendahan diri serta menyatakan kehajatan (kebutuhan) dan ketundukan kepada Allah Swt.”

  4. Kepercayaan

    Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.

    Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena hasil penyelidikan sendiri, melainkan karena diterima orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang itu dipercaya. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberikan Tuhan, baik langsung atau tidak langsung kepada manusia.

  5. Usaha Meningkatkan Kepercayaan

    Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :

    a. Kepercayaan Pada Diri Sendiri

    Kepercayaan kepada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya kepada diri sendiri pada hakekatnya adalah kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan apa yang diserahkan kepadanya.

    b. Kepercayaan Pada Orang Lain

    Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya kepada terhadap kata hatinya, atau terhadap kebenarannya. Karena ada ucapan yang berbunyi ” orang dipercaya karena ucapannya”. Maka dari itu seseorang harusnya menjaga ucapannya.

    c. Kepercayaan Pada Pemerintah

    Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, dan milik rakyat. Rakyat adalah negara dan rakyat itu menjelma pada negara. Seseorang mempunyai arti hanya dalam masyarakat, dan negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, sehingga kedaulatan mutlak pada negara. Satu-satunya yang mempunyai hak adalah negara. Manusia perseorangan tidak mempunyai hak, tetapi hanya kewajiban.

    Karena itu jelaslah bagi kita, baik teori maupun pandangan teokratis atau demokratis negara pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Sehingga wajar jika manusia sebagai warga negara percaya kepada negara dan pemerintah.

    d. Kepercayaan Pada Tuhan

    Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan itu amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhannya. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran adanya Tuhan. Oleh karena itu, jika manusia ingin memohon pertolongan kepadaNya, maka manusia harus percaya kepada Tuhan.

Selengkapnya...

AddThis Social Bookmark Button

Design by Amanda @ Blogger Buster