BAHASA SEBAGAI ALAT PEMERSATU  

21.10.13

Indonesia, merupakan Negara yang luas, terdiri dari suku suku dan bangsa bangsa yang berbeda dari Sabang sampai Merauke. Negara yang luas dan penuh ragam ini memang terkesan unik bagi beberapa kalangan pecinta budaya, karena memiliki bahasa dan adat yang berbeda satu sama lain. Lebih spesifik kita bahas disini adalah Bahasa.

Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi antar manusia, sehingga manusia satu bisa menyampaikan pikirannya ke manusia lainnya. Dari beragam suku dan bangsa tentunya akan terjadi Multi Lingual suatu keadaan dimana daerah tersebut memiliki lebih dari 1 bahasa yang sampai sekarang ini di namakan bahasa daerah. Tersebarnya bahasa daerah tertentu ke wilayah lain di Nusantara tentunya memungkinkan
terjadinya persaingan antarbahasa daerah tersebut. Hal ini perlu disikapi secara serius oleh para
pengambil kebijakan, dalam hal ini pemerintah. Kalau dibiarkan pergesekan antarbahasa daerah
tersebut, dikhawatirkan akan menjadi pemicu disintegrasi bangsa. Apalagi wilayah Indonesia
memiliki banyak pulau dan memiliki banyak ragam budaya, hal ini tentunya akan berimbas
kepada persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk mempersatukan bangsa yang berbeda-beda budaya,
salah satunya adalah dengan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia hingga kini menjadi perisai pemersatu bangsa. Sampai saat ini, bahasa
Indonesia belum pernah dijadikan sumber permasalahan oleh masyarakat pemakainya yang
berasal dari berbagai ragam suku dan daerah. Hal ini dapat terjadi, karena bahasa Indonesia dapat
menempatkan dirinya sebagai sarana komunikasi efektif, berdampingan dan bersama-sama
dengan bahasa daerah yang ada di Nusantara dalam mengembangkan dan melancarkan berbagai
aspek kehidupan dan kebudayaan. Hal ini pulalah yang menjadikan bahasa Indonesia sebagai
sarana pertahanan bangsa dari ancaman disintegrasi.

Bahasa yang masih hidup akan senantiasa mengalami perubahan, termasuk bahasa
Indonesia. Perubahan itu sejalan dengan perubahan yang terjadi di masyarakat penuturnya dan
juga karena kebutuhan masyarakat terhadap bahasa yang bersangkutan. Selain itu, luas wilayah
pemakaian bahasa Indonesia yang tersebar di pulau-pulau yang secara geografis terpisahkan oleh
laut memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan di tiap-tiap daerah. Oleh karena itu, perlu
diadakan upaya pembinaan dan pengembangan bahasa yang berkesinambungan. Pernyatan tekad
membina sikap positif terhadap bahasa Indonesia sering kita dengar, lebih-lebih pada bulan
Oktober yang dikenal sebagai Bulan Bahasa. Pemakaian bahasa Indonesia yang tertib dan teratur
perlu dibina terus agar bahasa Indonesia menjadi bahasa yang diperhitungkan dunia.

Salah satu bentuk pembinaan terhadap bahasa Indonesia adalah dengan menumbuhkan
sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Upaya untuk membina sikap positif terhadap bahasa
Indonesia dilakukan dengan jalur media masssa dan jalur kepemimpinan. Pembinaan bahasa
Indonesia dilakukan melalui jalur media massa karena jangkauannya sangat luas. Kemudian,
jalur kepemimpinan dapat pula dilakukan sebagai salah satu alternatif membina sikap positif
terhadap bahasa Indonesia karena pemimpin merupakan panutan masyarakat.

Pengembangan bahasa Indonesia dilakukan melalui pemekaran kosakata. Pemekaran
kosakata yang paling penting adalah dengan menggali potensi kosakata dari bahasa serumpun,
dalam hal ini adalah bahasa daerah yang tersebar di seluruh Nusantara. Dengan demikian, setiap
keunggulan bahasa lokal akan menempati porsinya dalam membangun bahasa Indonesia yang
merupakan bahasa persatuan. Dengan bersatunya seluruh wilayah Nusantara melalui sarana
bahasa nasional, mudah-mudahan pertahanan bangsa akan semakin kokoh.

Selengkapnya...

AddThis Social Bookmark Button

BAHASA SEBAGAI JATI DIRI  

Jati diri, saat pertama kali kita mendengar 2 kata ini terlintas pandangan “SIAPA KITA INI”, hal ini pun dapat mencerminkan kepribadian kita secara utuh secara jiwa dan raga. Menurut sebuah buku Jati diri merupakan Ciri Khas yang menandai seseorang, sekelompok orang atau suatu bangsa yang membedakan dengan orang, kelompok atau bangsa lain.

Kita sebagai bangsa Indonesia, patut bersyukur punya sebuah bahasa Indonesia, dimana bahasa itu mampu menunjukkan pribadi bangsa kita yang sopan dan berani, bahasa Indonesia menunjukkan symbol jati diri kita sebagai bangsa Indonesia. Hal itu sejalan dengan semboyan “Bahasa menunjukkan Bangsa”. Keberadaan Bahasa ini sepatutnya kita jaga dan kita lestarikan sebaik mungkin agar dapat menunjukkan keberadaannya di antara bangsa global ini.

Kalau kita secara detil melihat fenomena-fenomena belakangan ini, kita akan melihat bahwa bahasa Indonesia semakin terkoyak oleh bahasa asing terutama bahasa barat, Kita mulai bisa melihat di beberapa kota besar sudah banyak tempat-tempat yang ramai oleh khalayak umum menggunakan bahasa asing, contoh saja beberapa tempat di Jakarta tercinta ini semisal CENTRAL PARK, PEJATEN VILLAGE, DEPOK TOWN SQUARE, EPICENTRUM dll yang masih banyak lagi. Disamping itu ada lagi fenomena pemuda pemudi yang baru beranjak dewasa (sedang mencari jati diri,masih labil) yang sering meng-inggris-kan bahasanya sehingga terjadi kesemrawutan tata bahasa (hanya bisa di baca orang2 dengan kelebihan tertentu). kadang orang dewasapun tidak mau ketinggalan dengan menggunakan kata “On The Way” biasa disingkat OTW biar lebih terlihat gaul sebagai pengganti kata “Sedang Di Jalan”, “Meeting” sebagai pengganti pertemuan/Rapat dll, tentunya ini akan sangat merusak bahasa Indonesia yang dipupuk sejak dulu oleh moyang kita bersama.  Permasalahan-permasalahan yang timbul memang merupakan resiko terbukanya akses global berupa Internet yang dengan mudah dapat di konsumsi setiap hari menggunakan media elektronik. Inilah contoh perkembangan teknologi yang tidak diimbangi dengan kemajuan nasionalis berbangsa dan bernegara.

Pembaca yang saya hormati dan saya cintai, mari sejenak kita berkaca pada diri kita pribadi, sudah sebaik apa kita berbahasa pada sepadan kita, sebagai Bangsa Indonesia kita tidak boleh kehilangan jati diri kita, kita harus tetap menggunakan bahasa sebagaimana mestinya yaitu sebagai Jati Diri Kita dan Bangsa dalam lingkup yang lebih luas. Dalam era Global ketahanan dan Keutuhan Bahasa tetaplah penting untuk dipertahankan agar tetap dapat menunjukkan keberadaan kita sebagai bangsa yang Besar. Jati diri itu sama pentingnya dengan harga diri. Jika tanpa jati diri, berarti kita tidak memiliki harga diri. Atas dasar itu, agar menjadi suatu bangsa yang bermartabat, jati diri bangsa itu harus diperkuat, baik yang berupa bahasa dan sastra, seni budaya, adat istiadat, tata nilai, maupun perilaku budaya dan kearifan lokalnya.

Untuk memperkuat jati diri itu, baik yang lokal maupun nasional, diperlukan peran serta berbagai pihak dan dukungan aturan serta sumber daya yang memadai. Peran serta masyarakat juga sangat diperlukan dalam memperkuat jati diri bangsa itu. Dengan jati diri yang kuat, bangsa kita akan makin bermartabat sehingga mampu berperan—bahkan juga bersaing—dalam kancah kehidupan global.
Selengkapnya...

AddThis Social Bookmark Button

Design by Amanda @ Blogger Buster